Urgensi dan Esensi Berhimpun
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) urgensi adalah keharusan yang mendesak; hal sangat penting. Sementara itu, esensi berarti hakikat; inti; hal yang pokok. Urgensi adalah suatu alasan yang mengharuskan seseorang atau beberapa orang melakukan sesuatu. Sedangkan esensi adalah makna atau pembelajaran yang didapatkan setelah melakukan hal tersebut. Urgensi dan esensi sendiri tidak pernah terlepaskan dari suatu kegiatan yang dilakukan seperti dalam berhimpun.
Berhimpun menurut KBBI berasal dari kata himpun yang artinya berkumpul. Salah satu kegiatan berhimpun dalam lingkungan KM ITB adalah kegiatan berhimpun yang dilakukan oleh HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan). HMJ sendiri dibentuk sebagai wadah yang digunakan untuk mewadahi kebutuhan sektoral mahasiswa dalam bidang keilmuan dan keprofesian yang disahkan oleh ITB. HMJ terdiri dari sekelompok orang yang berada pada satu rumpun keilmuan untuk mengkaji sesuatu sesuai dengan bidang keilmuannya.
Menurut saya, berhimpun memiliki urgensi dan esensinya. Urgensi dari berhimpun adalah kita manusia sebagai makhluk sosial memerlukan orang lain untuk melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Kita sebagai mahasiswa jurusan memerlukan baik teman-teman satu jurusan, kakak tingkat, adik tingkat, maupun alumni untuk menyelesaikan permasalahan-permaslahan yang ada di kehidupan jurusan maupun kampus sesuai dengan bidang keilmuan yang kita tekuni. Sebagai mahasiswa jurusan, kita akan dihadapkan dengan isu-isu, tugas, acara-acara, dsb yang berhubungan denga rumpun keilmuan kita dan disitulah kita memerlukan bantuan dan dukungan orang lain untuk menyelesaikannya. Karena sejatinya, manusia pasti memerlukan orang lain walaupun manusia tersebut sangatlah mandiri. Kegiatan berhimpun juga merupakan salah satu dari Tujuh Budaya Kampus. Tujuh Budaya Kampus adalah hal-hal baik yang dilakukan di kampus ITB yang menjadi dasar kegiatan elemen-elemen KM ITB sehingga hal-hal baik menjadi sebuah budaya.
Esensi dari berhimpun adalah apa yang kita dapatkan atau manfaat setelah kita melakukan kegiatan berhimpun. Menurut saya, kegiatan berhimpun memberikan kita manfaat yang mungkin tidak akan kita dapatkan di tempat lain. Setelah kita melakukan kegiatan berhimpun, kita dapat lebih mengenal teman-teman seangkatan kita, kakak tingkat, adik tingkat, dan juga alumni. Kita juga dapat pengalaman yang berharga saat berhimpun. Contohnya adalah budaya wisuda ITB yang menampilkan arak-arakan dan perform yang ditujukan untuk para wisudawan oleh para massa himpunan (beberapa himpunan telah menyertakan calon massa himpunan). Pengalaman tersebut sangatlah berharga dan dinikmati baik oleh penyelenggara (HMJ) maupun oleh para wisudawan. Selain itu, kemampuan kita dalam berbicara, berpikir kritis dan solutif, serta softskill lainnya akan kita dapatkan seiring dengan kita melakukan kegiatan berhimpun.
Untuk dapat mengetahui pandangan beberapa orang tentang apa yang dirasakan mengenai urgensi dan esensi berhimpun, maka saya mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai salah satu bagian dari elemen KM ITB. Pada hari Rabu 31 Juli 2019 Pukul 17.00, saya mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai salah satu ketua himpunan HMJ yang ada di ITB yaitu Kak Muhammad Ilham Rafii Ramadhan (NIM : 12116035) yang merupakan ketua himpunan Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT) ITB.
Menurut Kak Ilham sebagai anggota maupun sebagai ketua himmpunan dari HMT, urgensi dari berhimpun adalah suatu kepentingan. Berhimpun dapat dikatakan penting tidak penting juga sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Himpunan adalah wadah untuk orang-orang yang memiliki lingkup profesi yang sama. Untuk menjalani keprofesian yang sama tersebut maka harus memiliki satu visi dan misi. Himpunan selalu berdasarkan dengan keprofesiannya. Penting tidak pentingnya juga sesuai dengan keprofesiaannya. Untuk HMT, berhimpun adalah sesuatu hal yang penting karena HMT selalu menghargai tiap anggotanya. Hal tersebut menunjukkan untuk mempersiapkan para anggotanya untuk kegiatan keprofesian dalam bidang pertambangan yang biasanya berhadapan dengan anggota yang sama. Sehingga dalam kegiatan berhimpun diharapkan para anggota tetap menjaga hubungan yang baik dengan para anggota lainnya. Sebagai ketua himpunan, Kak Ilham juga terpacu untuk membantu himpunan atas dasar kepeduliain dan agar dapat membuat para anggota HMT dapat diterima baik di himpunan, ITB, maupun masyarakat.
Esensi berhimpun sendiri menurut Kak Ilham sendiri adalah tergantung dengan apa yang ingin didapatkan setelah orang-orang mengikuti kegiatan berhimpun. Softskill, menthoring, tutorial, relasi, dan sebagainya juga ditujukan sesuai dengan kepribadian masing-masing. Mendapatkan softskill dan hardskill juga tidak hanya di himpunan. Karena menurut Kak Ilham sendiri himpunan adalah wadah kosong bila tidak ada anggotanya ataupun bila anggotanya tidak peduli satu sama lain. Himpunan ada karena anggotanya ada untuk anggota lain begitu pun seterusnya. Contohnya adalah ketika anggota-anggota himpunan yang mengapresiasi dengan baik para wisudawan sehingga diharapkan pada saat anggota-anggota tersebut diwisuda maka mereka akan diapresiasi balik dengan baik.
Foto bersama Kak Ilham Rafi’i (Kahim HMT)
Nama : Nurlita Budiandari
NIM : 10618054